Sikapi Evaluasi Layanan Kesehatan, Gubernur Papua Tegaskan Kebijakan "Tanpa Penolakan" Pasien Gawat Darurat
JAYAPURA — Gubernur Papua, Komjen Pol. (Purn.) Matius D. Fakhiri S.I.K., M.H, menegaskan instruksi kepada seluruh direktur rumah sakit di Provinsi Papua untuk memberlakukan kebijakan tanpa penolakan (no refusal policy) bagi pasien gawat darurat. Pemerintah Provinsi Papua menjamin dukungan pembiayaan melalui skema dana komplementer agar keselamatan nyawa masyarakat menjadi prioritas utama di atas kendala administratif.
Penegasan ini disampaikan Matius dalam "Pengarahan Gubernur Papua dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan" yang dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit se-Papua, serta organisasi profesi kesehatan (IDI, POGI, IBI, PPNI) di Aula Lukmen II, Kantor Gubernur Papua, Kamis (27/11/2025). Pertemuan ini merupakan tindak lanjut cepat pemerintah daerah menyikapi dinamika layanan kesehatan yang sempat menjadi sorotan publik.
"Keselamatan itu hukum tertinggi bagi masyarakat. Kami akan membuat modifikasi terbaik untuk pelayanan kesehatan tanpa melihat asal-usulnya. Harus dilayani," tegas Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri usai pertemuan.
Gubernur menekankan agar petugas medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tidak ragu memberikan pertolongan pertama. Ia meminta persoalan biaya tidak menjadi penghambat penanganan medis. Pemerintah Provinsi Papua, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota, tengah menghitung kemampuan fiskal untuk menerapkan mekanisme pembiayaan gotong royong atau dana komplementer.
"Saya sudah minta staf menghitung. Mungkin tidak sebesar zaman dulu, tapi dengan kemampuan fiskal saat ini, kami akan dukung setiap rumah sakit. Jika masyarakat datang, itu harus terdukung. Nanti pemerintah yang bayar, utang tagih ke saya," ujarnya di hadapan peserta rapat.
Mekanisme ini dirancang untuk menyelaraskan layanan rujukan dari tingkat Puskesmas di distrik hingga ke rumah sakit rujukan utama di Jayapura. Gubernur juga secara spesifik meminta perbaikan tata kelola di RSUD Jayapura dan RSUD Yowari Sentani agar kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan publik kembali menguat.
"Kejadian kemarin adalah potret, cermin bagi kita untuk memperbaiki diri. Saya tidak ingin menyalahkan masa lalu, tetapi mengajak kita semua berlari bersama melakukan perbaikan signifikan," pungkas Matius D. Fakhiri.